Peran wanita karir, istri sekaligus Ibu
Menyeimbangkan karir dengan urusan rumah tangga adalah impian
para ibu yang sekaligus berprofesi sebagai wanita karir. Namun jangan
pernah memaksakan diri untuk meraih keseimbangan antara karir dan rumah
tangga, karena hanya stress berkepanjangan yang akan diperoleh.

Bagi wanita karir yang sekaligus seorang ibu pasti
mengerti sekali keadaan ini. Profesi sebagai wanita karir saja sudah
memberi beban pekerjaan yang tidak sedikit, belum lagi sampai di rumah
anak dan suami menuntut perhatian. Ini masih ditambah jika ada konflik
dengan atasan atau rekan kerja di kantor, anak bermasalah di sekolah
atau sedang bertengkar dengan suami. Jelas beban yang diterima ibu
pekerja dua kali lipat lebih banyak daripada yang harus dipikul wanita
karir yang masih single.
Pada kenyataannya banyak ibu sekaligus
wanita karir yang dapat mengatasi stress ini dan melaluinya sengan
mulus. Tapi ada pula yang berbuntut menjadi depresi yang merusak
kebahagiaan seluruh anggota keluarga. Kemampuan mengatasi stress ini
berbeda pada setiap wanita, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
seperti:
- Nilai-nilai keluarga yang dianut sejak kecil
- pengalaman kerja yang dimiliki
- tingkat kemampuan mengatasi masalah
- dukungan keluarga, atasan dan rekan kerja
- kemampuan menerima realita
Seringkali
keadaan atau situasi berada diluar kontrol, tapi bagaimana bereaksi
terhadap keadaan penyebab stress adalah hal terpenting agar penyebab
permasalahan dapat diurai satu persatu serta diselesaikan.
Yang
paling runyam jika mempunyai masalah dikantor sekaligus sedang
bertengkar dengan suami dan si kecil sakit pula. Nah, situasi ini kerap
melanda perempuan pekerja. Memang tak mudah menyelesaikan, tetapi usul
saya selesaikan dahulu yang paling mudah hingga ke jenjang yang paling
sulit.
Bagaimanapun juga keluarga adalah yang terpenting bagi
saya, sehingga dengan mengesampingkan segala kejengkelan terhadap suami,
saya ajak suami bekerjasama demi kepentingan anak. Nanti setelah anak
sehat, barulah diskusi dengan suami sekaligus menuturkan kekesalan saya.
Tak
jarang saya temui ditengah menunggu antrian dokter sembari menggendong
anak, seorang wanita karir tetap menelepon kliennya, meminta maaf karena
menunda pertemuan yang telah dijadwalkan sambil mengatakan bahwa
proposal akan tetap di email segera. Saya mengacungkan jempol kepada
wanita tersebut. Dia memahami fungsinya sebagai Ibu sekaligus tetap
profesional sebagai wanita karir.

Tips mengatasi stress:
1.
Jangan menahan keluhan pada diri sendiri. Bila ada sesuatu yang
berjalan tidak sesuai dengan kehendak, cobalah berbagi dengan suami,
sahabat, rekan kerja atau atasan bila hal ini dapat berakibat buruk pada
performa kerja.
2. Yakinkan diri kalau sanggup menghadapi
permasalahan yang menyebabkan stress. Terkadang bukan sebuah masalah
yang menyebabkan kita stress, justru rasa takut atau khawatir akan
dampak masalah tersebut di masa depan yang membuat kita stress. Jadi
yakinkan diri bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan
berhenti membayangkan hasil negatif yang mungkin terjadi.
3.
Pergilah berlibur dengan keluarga atau teman-teman agar lebih tenang dan
konsentrasi dalam mencari solusi bagi persoalan yang sedang membelit.
4.
Jika masalah sudah meruncing, konsultasikan dengan pihak yang kompeten.
Ada baiknya mempertimbangkan menggunakan jasa konsultan profesional
mengenai masalah yang sedang dihadapi. Saat ini konsultan karir dapat
dicari informasinya dengan mudah, kalau merasa sudah mentok dan perlu
bantuan persoalan karir dan rumah tangga yang tidak sejalan, tidak ada
salahnya mencoba jasa seorang konsultan karir.
Stress karena
sulit menyeimbangkan perhatian sebagai seorang ibu sekaligus wanita
karir tidak bisa dihindari. Kecuali rela mengorbankan salah satu peran,
menjadi ibu rumah tangga saja atau menomorsatukan karir Anda. Kalau
tidak ingin, maka terima kenyataan kalau peran Anda tidak akan berjalan
dengan seimbang dan sempurna. Bila stress mulai melanda bercandalah
dengan anak-anak, ingatlah tawa dan celoteh anak kita akan menjadi obat
yang sangat manjur.